Senin, 16 Februari 2015

VEKTOR

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN PENGENDALIANNYA



A. Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)
     Nyamuk Ae. aegypti merupakan vektor primer DBD di Indonesia, sedangkan Ae. albopictus merupakan vekstor sekunder. Larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus lebih banyak ditemukan pada perairan yang bersih dan tidak terkontaminasi, perairan yang tidak berhubungan pada perairan yang berhubungan dengan tanah, dan pada air yang terpolusi (polluted water). Nyamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan beristirahat di dalam rumah, yaitu di pakaian yang menggantung, kelambu, dinding dan lemari, rak sepatu, kolong tempat tidur, bagian bawah sofa dan tempat - tempat teduh dan lembab. Nyamuk Ae. albopictus banyak beristirahat di luar rumah dibandingkan dengan di dalam rumah, seperti di rerumputan, dedaunan, pohon, serasah daun kering, tebing dan tempat - tempat teduh lainnya.

B. Habitat Perkembangbiakan
    Larva Ae. aegypti di dalam rumah ditemukan hidup dengan baik pada habitat kontainer, seperti bak mandi, tempayan / ember penyimpanan air, air penampung dispenser, pot bunga da lain - lain.
      Larva Ae. albopictus banyak ditemukan di perairan di luar rumah, seperti di ketiak daun, lubang pohon, lubang bambu, serasah daun dan kolam yang tidak tercemar. Adapun di dalam rumah ditemukan di bak mandi dan tempat - tempat penimpanan air.

C. Pengendalian Vektor DBD
1. Pengendalian Non Kimiawi
Pada dasarnya metoda ini adalah berbagai upaya untuk membuat keadaan habitat perkembangbiakan  menjadi tidak sesuai lagi bagi perkembangan nyamuk Aedes sp. tanpa menggunakan bahan kimiawi.
    a. Pengendalian sarang nyamuk (PSN)
        PSN dilakukan dengan kegiatan 3M 9menutup. menguras dan mendaur ulang)
    b. Penggunaan kelambu
      Kelambu digunakan untuk menghindari kontak antara nyamuk dengan manusia. Kelambu digunakan untuk bayi dan anak - anak pada setiap tidur siang hari.
    c. Pengendalian biologi
        Pengendalian biologi dapat berupa penebaran ikan pemakan jentik, Bacillusthuringiensis. Contoh ikan pemakan jentik : Ikan cupang (Beta splendens), ikan sepat (Trichogas trichopterus)
    d. Memakai baju lengan dan celana panjang 
       Penggunaan baju lengan dan celana lengan panjang dapat mengurangi kontak anatara manusia   dengan vektor. Pemakaian baju dan celana panjang pada saat akan pergi ke kebun, pada saat anak - anak akan pergi ke tempat - tempat umum, seperti sekolah, pasar, pertokoan, rumah sakit, Puskesmas dan tempat lainnya.
2. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimiawi adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan nyamuk dengan  menggunakan insektisida. Pengendalian bektor DBD dan chikungunya secara kimiawi, terbagi menjadi 2 yaitu pengendalian larva (larvasida) dan pengendalian dewasa (adultisida).
   a. Pengendalian larva ( Larvasida)
       Larvasida merupakan kegiatan pemberian pestisida yang ditujukan untuk membunuh stadium larva. Larvasiding dimaksudkan untuk menekan kepadatan populasi vektor untuk jangka waktu yang relatif lama ( 3 bulan , sehingga transmisi virus dengue selama waktu itu dapat diturunkan atau dicegah (longterm preventive measure).
    b. Pengendalian nyamuk ( Adult Control )
        Space sparying adalah knock down effect, oleh sebab itu sasarannya adalah vektor yang sedang  terbang baik indoor maupun outdoor. Ada 2 macam cara space spraying yaaitu : Sistim Panas (Thermal Fogging) dan Sistim Dingin (Cold Spraying).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar