Rabu, 21 Oktober 2015

VEKTOR MALARIA
 DAN PENGENDALIANNYA

A. VEKTOR MALARIA
Vektor malaria adalah nyamuk Anopheles, dengan ciri khas perbandingan antara palpus maksila dengan proboscis adalah hampir atau sama panjang, dengan posisi hinggap dan menghisap darah menungging. Nyamuk Anopheles mempunyai metamorfosis sempurna terdiri dari telur, jentik, pupa dan nyamuk dewasa.




 
B. HABITAT PERKEMBANGBIAKAN
Tipe perairan yang dapat menjadi habitat perkembangbiakan vektor malaria, antara lain tambak terbengkalai, bak benur terbengkalai, kolam, lagun, rawa - rawa, parit, sungai, sawah, saluran irigasi, sumur, kubangan, kobakan, kolam pascatambang, bak air dan mata air.


 
C. PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA
1. Pengendalian Non Kimiawi
Pada dasarnya metoda ini adalah berbagai upaya untuk membuat keadaan lingkungan menjadi tidak sesuai lagi bagi perkembangan nyamuk Anopheles sp. tanpa menggunakan bahan kimiawi. Pengendalian non kimiawi meliouti pengendalian fisik dan biologi.
a. Pengendalian Fisik
Pengendalian vektor malaria yang termasuk pengendalian fisk meliputi kegiatan modifikasi dan manipulasi lingkungan.
Modifikasi lingkungan adalah kegiatan yang sifatnya permanen terhadap tanah, air dan tanaman yang bertujuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat perkembangbikan nyamuk tanpa menyebabkan pengaruh yang tidak baik terhadap kualitas lingkungan hidup manusia, contohnya : penimbunan kolam, pengeringan.
Manipulasi lingkungan adalah kegiatan untuk menghasilkan suatu keadaan sementara yang tidak menguntungkan bagi vektor untuk berkembang biak di habitatnya, contohnya : pembersihan tanaman air yang mengapung (ganggang dan lumut) di lagoon, pembuatan saluran penghubung antara genangan air payau dengan laut/pencegahan penebangan pohon bakau di habitat perkembangbiakan.
b. Pengenalian Biologi
Pengendalian biologi dapat berupa penebaran ikan pemakan jentik, Bacillus thuringiensis. Jenis - jenis ikan pemakan larva, antara lain ikan kepala timah (Aplocheilus pancahx), Guppy (Poecelia reticula), Gambusia affinis.
   
2. Pengendalian Kimiawi  
Pengendalian kimiawi adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan nyamuk dengan menggunakan insektisida. Pengendalian vektor malaria secara kimiawi meliputi penyemprotan rumah dengan efek residual (IRS = Indoor Residual Spraying), kelambu berinsektisida (LLIN = Long Lasting Insecticidal Nets), larvasida (IGR = Insect Growth Regulator).
Masyarakat juga bisa menggunakan insektisida rumah tangga sebagai perlindungan diri terhadap nyamuk (Personal Protection), contohnya : repellent, aerosol, obat nyamuk electric (mat).      
                                              
D. INTEGRATED PEST MANAGEMENT
 Pengendalian vektor malaria yang dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dapat menimbulkan keracunan kepada manusia yang bersifat akut maupun kronis, pencernaan dan terbentuknya galur nyamuk yang resisten terhadap pestisida. Melalui berbagai tinjauan, maka terciptalah konsep yang disebut Integrated Pes Management (IPM).
Konsep Integerated Pest Management (IPM) :
  • Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan perilaku masyarakat yang bersifat spesifik lokal (evidence based).
  • Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sektor dan program terkait, LSM, organisasi profesi, dunia usaha/swasta serta masyarakat.
  • Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metode non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana (pilihan terakhir).
  • Pengendalian vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar